11 Proses Pembuatan Batik Tulis Tradisional
Diupdate
oleh
Mr. G
--
11 Proses Pembuatan Batik Tulis Tradisional - Batik tulis, adalah batik yang dibuat dengan cara tradisional, dengan proses meletakkan malam pada kain yang telah diberi gambar. Proses pembuatan batik tulis memang cederung memakan waktu agak lama bila dibandingkan dengan pembuatan batik cap maupun bati printing.
Dikarenakan prosesnya yang memakan waktu lama dan juga rumit, maka tidak salah jika batik tulis harganya lebih mahal bila dibandingkan dengan batik cap. Dari segi kualitas, batik tulis juga memiliki kualitas yang lebih bagus dibandingkan dengan batik cap.
Dalam pembuatan batik tulis secara tradisional, ada 11 proses pengerjaan yang mesti dilalui. Setiap proses pengerjaan batik tulis memiliki nama-nama yang unik, karena 10 dari 11 nama proses pembuatan batik tulis diawali dengan huruh N (Namun dalam bahasa jawa).
11 Nama Unik, Proses Pembuatan Batik Tulis Tradisional
#1. Nyungging :
Nyungging, adalah proses paling awal dalam pembuatan batik tulis. Nyungging adalah membuat pola, atau motif batik pada kertas. Adapun motif yang dibuat seringkali beragam menurut motif batik setiap daerah yang memiliki ciri khas sendiri-sendiri.
#2. Njaplak :
Njaplak kalau diartikan dalam bahas Indonesia adalah menjiplak atau mencontoh. Proses njaplak dalam pembuatan batik tulis adalah dimana memindahkan pola dari kertas kedalam kain putih yang akan di batik. Proses ini adalah mengambar ulang atau memindahkan gambar motif batik kedalam kain.
#3. Nglowong :
Ngowong adalah proses meletakkan malam pada kain dengan canting sesuai dengan garis pola/motif batik yang telah digambar sebelumnya. Proses ini membutuhkan waktu yang lama, bahkan bisa berbulan-bulan jika motif yang dibuat cukup rumit dan juga kainnya lembar.
#4. Ngiseni / Ngrentesi
Ngiseni adalah proses memberikan motif isian atau dalam bahasa jawa disebut isen-isen pada motif yang sudah diletakkan pada malam. Dalam pola motif batik terkadang banyak pola titik-titik didalam pola, dan dalam istilah batik tulis proses itu tersebut ngiseni.
#5. Nyolet :
Nyolet adalah proses mewarnai motif bunga maupun hewan dan gambar motif lainnya dengan kuas. Proses ini dilakukan untuk memberikan kesan gambar hewan maupun bunga lebih kelihatan hidup dan tampak lebih menarik.
#6. Mopok :
Mopok adalah proses menutup bagian-bagian tertentu yang dicolet dengan malam/ lilin. Fungsi dari proses mopok adalah untuk menutup bagian tertentu yang tidak ingin tercampur atau terkena warna saat proses pewarnaan.
#7. Nembok :
Nembok adalah proses menutup bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai. Proses ini dilakukan agar nantinya saat pewarnaan, bagian-bagian yang tidak perlu diwarnai tidak terkena warna dan akan tetap terlihat polos.
#8. Nyumri :
Menutup bagian tertentu dengan malam. Malam atau lilin yang di tutupkan pada bagian tertentu saja sehingga warna yang timbul akan berbeda dengan sampingnya.
#9. Nyoga :
Nyoga adalah proses pewarnaan dengan menggunakan warna cokelat atau sogan ke seluruh bagian kain dengan cara kain dimasukan semua ke dalam pewarna
#10. Ngelir :
Ngelir adalah proses pewarnaan kain secara menyeluruh, baik itu pewarnaan dengan bahan alami maupun pewarnaan dengan bahan kimia.
#11. Nglorod :
Nglorod adalah proses menghilangkan malam/lilin dengan cara merendam kain pada air mendidih dengan dicampur soda as ataupun soda abu. Proses nglorod ini dilakukan 2 kali dalam pembuatan batik
Meski terbilang cukup rumit, namun pembuatan batik tulis secara tradisional sampai saat ini masih banyak dikerjakan oleh banyak orang. Bahkan banyak Pemerintah Daerah yang menggalakkan batik tulis di daerahnya masing-masing dengan mengedepankan motif yang menjadi ciri khas daerahnya.
Batik merupakan warisan budaya yang memang harus dilestarikan sampai kapanpun, karena batik telah menjadi ciri khas budaya Indonesia yang telah di akui oleh Dunia. Demikian mengenai 11 proses pembuatan batik tulis tradisional, semoga bisa menambah wawasan budaya bagi kita semua, Salam.
Dikarenakan prosesnya yang memakan waktu lama dan juga rumit, maka tidak salah jika batik tulis harganya lebih mahal bila dibandingkan dengan batik cap. Dari segi kualitas, batik tulis juga memiliki kualitas yang lebih bagus dibandingkan dengan batik cap.
Dalam pembuatan batik tulis secara tradisional, ada 11 proses pengerjaan yang mesti dilalui. Setiap proses pengerjaan batik tulis memiliki nama-nama yang unik, karena 10 dari 11 nama proses pembuatan batik tulis diawali dengan huruh N (Namun dalam bahasa jawa).
11 Nama Unik, Proses Pembuatan Batik Tulis Tradisional
#1. Nyungging :
Nyungging, adalah proses paling awal dalam pembuatan batik tulis. Nyungging adalah membuat pola, atau motif batik pada kertas. Adapun motif yang dibuat seringkali beragam menurut motif batik setiap daerah yang memiliki ciri khas sendiri-sendiri.
#2. Njaplak :
Njaplak kalau diartikan dalam bahas Indonesia adalah menjiplak atau mencontoh. Proses njaplak dalam pembuatan batik tulis adalah dimana memindahkan pola dari kertas kedalam kain putih yang akan di batik. Proses ini adalah mengambar ulang atau memindahkan gambar motif batik kedalam kain.
Proses Njaplak |
#3. Nglowong :
Ngowong adalah proses meletakkan malam pada kain dengan canting sesuai dengan garis pola/motif batik yang telah digambar sebelumnya. Proses ini membutuhkan waktu yang lama, bahkan bisa berbulan-bulan jika motif yang dibuat cukup rumit dan juga kainnya lembar.
Proses-Nglowong |
#4. Ngiseni / Ngrentesi
Ngiseni adalah proses memberikan motif isian atau dalam bahasa jawa disebut isen-isen pada motif yang sudah diletakkan pada malam. Dalam pola motif batik terkadang banyak pola titik-titik didalam pola, dan dalam istilah batik tulis proses itu tersebut ngiseni.
Proses Ngiseni |
#5. Nyolet :
Nyolet adalah proses mewarnai motif bunga maupun hewan dan gambar motif lainnya dengan kuas. Proses ini dilakukan untuk memberikan kesan gambar hewan maupun bunga lebih kelihatan hidup dan tampak lebih menarik.
Proses Nyolet |
#6. Mopok :
Mopok adalah proses menutup bagian-bagian tertentu yang dicolet dengan malam/ lilin. Fungsi dari proses mopok adalah untuk menutup bagian tertentu yang tidak ingin tercampur atau terkena warna saat proses pewarnaan.
#7. Nembok :
Nembok adalah proses menutup bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai. Proses ini dilakukan agar nantinya saat pewarnaan, bagian-bagian yang tidak perlu diwarnai tidak terkena warna dan akan tetap terlihat polos.
#8. Nyumri :
Menutup bagian tertentu dengan malam. Malam atau lilin yang di tutupkan pada bagian tertentu saja sehingga warna yang timbul akan berbeda dengan sampingnya.
#9. Nyoga :
Nyoga adalah proses pewarnaan dengan menggunakan warna cokelat atau sogan ke seluruh bagian kain dengan cara kain dimasukan semua ke dalam pewarna
#10. Ngelir :
Ngelir adalah proses pewarnaan kain secara menyeluruh, baik itu pewarnaan dengan bahan alami maupun pewarnaan dengan bahan kimia.
#11. Nglorod :
Nglorod adalah proses menghilangkan malam/lilin dengan cara merendam kain pada air mendidih dengan dicampur soda as ataupun soda abu. Proses nglorod ini dilakukan 2 kali dalam pembuatan batik
Meski terbilang cukup rumit, namun pembuatan batik tulis secara tradisional sampai saat ini masih banyak dikerjakan oleh banyak orang. Bahkan banyak Pemerintah Daerah yang menggalakkan batik tulis di daerahnya masing-masing dengan mengedepankan motif yang menjadi ciri khas daerahnya.
Batik merupakan warisan budaya yang memang harus dilestarikan sampai kapanpun, karena batik telah menjadi ciri khas budaya Indonesia yang telah di akui oleh Dunia. Demikian mengenai 11 proses pembuatan batik tulis tradisional, semoga bisa menambah wawasan budaya bagi kita semua, Salam.
Ada pertanyaan?
Diskusikan dengan penulis atau pengguna lain