Pohon Awar-Awar dan Manfaatnya
Diupdate
oleh
Mr. G
--
KemejingNet. Awar-awar (Ficus
septica) adalah sejenis tumbuhan yang termasuk kerabat beringin, anggota
suku Moraceae. Pohon ini biasa ditemukan di hutan semak atau di
tempat-tempat yang meliar, terutama tempat yang agak basah. Bisa
dipinggir sungai atau selokan kecil. Tumbuhan ini terdapat di seluruh
Indonesia. Perdu ini biasa tumbuh pada berbagai macam tipe tanah, hingga
ketinggian 1800 m dpl.
Pohon awar-awar bisa tumbuh mencapai tinggi 1-5 m, terkadang didalam hutan bisa tumbuh hingga 25 m. Ranting-ranting bulat torak, berongga, Bila dilukai, pohon ini bisa mengeluarkan getah kuning muda atau hampir tak berwarna. Di setiap daerah pohon ini memiliki nama yang berbeda-beda, di antaranya, awar-awar (Jawa/Bali), Bar-abar (Manado.), Ki Ciyat (Sunda.), Sirih Popar (Ambon.), Dausalo (Bugis), Tobo-tobo (Makasar.), Tagalolo (Ternate).
Daun penumpu sepasang, besar, runcing. Daun-daun berseling atau berhadapan, dengan tangkai sepanjang 2,5-5 cm. Helaian daun besar, jorong bundar telur, 9-30 × 9–16 cm, pangkalnya membulat dan ujungnya menyempit tumpul, bertepi rata, sisi atas berwarna hijau tua dengan pertulangan daun berwarna pucat keputih-putihan, dengan 6-12 tulang daun sekunder, sisi bawah hijau muda.
Awar-awar memiliki buah yang bulat, buah periuk berpasangan, tunggal, atau mengelompok hingga 4 butir, bertangkai pendek, pangkalnya dengan 3 daun pelindung, hijau muda atau hijau abu-abu, garis tengahnya lk. 1,5 cm. Pada pihak lain, buah awar-awar menjadi makanan bagi 22 spesies binatang, 14 jenis di antaranya adalah kelelawar. Kelelawar-kelelawar pemakan buah atau codot (Megachiroptera) itu sekaligus menjadi vektor pemencar biji-bijinya.
Manfaat Dari Pohon Awar-awar
Akar, serta getah yang terkandung di daun-daun dan buahnya dipercaya berkhasiat untuk obat. Daunnya bisa dipakai untuk mengatasi rematik, dan merangsang keluarnya keringat (sudorifika) untuk meringankan sakit kepala, pilek, batuk, demam, serta penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bakteria dan jamur
Akarnya dipakai sebagai tapal luka bakar. Kepingan akar atau daun yang dicampur dengan air dan diminum dipakai untuk mengobati disentri atau diare. Akar yang dilumatkan, dicampur dengan air kelapa, diminum setiap hari untuk menyembuhkan infeksi saluran kemih. Akar siri boppar ini, juga dapat digunakan sebagai obat anti-racun (antidota); misalnya untuk mengatasi keracunan karena memakan jenis ikan atau ketam (yuyu, kepiting) tertentu, atau keracunan umbi gadung. Akar ini, dicampur dengan akar pisang suanggi dan akar alang-alang, digunakan pula sebagai perangsang muntah (emetika). Selain itu akar pohon ini juga bisa sebagai anti-racun apabila terkena tusukan duri ikan yang berbisa.
Getahnya dari pohon ini sangat tajam, dan dapat menimbulkan bisul-bisul bila terkena kulit, namun disisi lain dapat dipakai untuk mengatasi herpes, kurap atau lain-lain penyakit kulit yang tidak sembuh-sembuh. Di masa lalu, getah dari daun yang dipanaskan dalam abu juga diteteskan untuk menyembuhkan sakit telinga yang tuli.
Pohon Awar-Awar |
Daun penumpu sepasang, besar, runcing. Daun-daun berseling atau berhadapan, dengan tangkai sepanjang 2,5-5 cm. Helaian daun besar, jorong bundar telur, 9-30 × 9–16 cm, pangkalnya membulat dan ujungnya menyempit tumpul, bertepi rata, sisi atas berwarna hijau tua dengan pertulangan daun berwarna pucat keputih-putihan, dengan 6-12 tulang daun sekunder, sisi bawah hijau muda.
Daun Awar-awar |
Buah Awar-awar |
Akar, serta getah yang terkandung di daun-daun dan buahnya dipercaya berkhasiat untuk obat. Daunnya bisa dipakai untuk mengatasi rematik, dan merangsang keluarnya keringat (sudorifika) untuk meringankan sakit kepala, pilek, batuk, demam, serta penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bakteria dan jamur
Akarnya dipakai sebagai tapal luka bakar. Kepingan akar atau daun yang dicampur dengan air dan diminum dipakai untuk mengobati disentri atau diare. Akar yang dilumatkan, dicampur dengan air kelapa, diminum setiap hari untuk menyembuhkan infeksi saluran kemih. Akar siri boppar ini, juga dapat digunakan sebagai obat anti-racun (antidota); misalnya untuk mengatasi keracunan karena memakan jenis ikan atau ketam (yuyu, kepiting) tertentu, atau keracunan umbi gadung. Akar ini, dicampur dengan akar pisang suanggi dan akar alang-alang, digunakan pula sebagai perangsang muntah (emetika). Selain itu akar pohon ini juga bisa sebagai anti-racun apabila terkena tusukan duri ikan yang berbisa.
Getahnya dari pohon ini sangat tajam, dan dapat menimbulkan bisul-bisul bila terkena kulit, namun disisi lain dapat dipakai untuk mengatasi herpes, kurap atau lain-lain penyakit kulit yang tidak sembuh-sembuh. Di masa lalu, getah dari daun yang dipanaskan dalam abu juga diteteskan untuk menyembuhkan sakit telinga yang tuli.
Ada pertanyaan?
Diskusikan dengan penulis atau pengguna lain